Jenuh

Ada kalanya kita merasa bosan dan lelah dengan hidup yang dijalani. Menjalani rutinitas yang sama setiap hari, tanpa ada hal lain yang menggugah hati, hingga membuat kita malas untuk melakukannya lagi. Mungkin inilah yang orang-orang sebut dengan titik jenuh. Kupikir setiap orang pasti pernah atau mungkin akan merasakannya. Namun sebagian diantara mereka berhasil mengatasinya, dan sebagian lagi malah terpuruk di dalamnya. Mereka yang berhasil mengatasinya, sukses menciptakan hal baru yang memotivasi dirinya agar terus semangat menjalani hidupnya. "Life must go on", begitulah kira-kira motto hidup mereka. Dan untuk mereka yang terpuruk dalam kejenuhan, hanya akan terdiam dan mengeluh. Tidak tahu harus berbuat apa, hingga membuat mereka depresi dan lebih jauh lagi berniat mengakhiri hidupnya. Tentu saja orang-orang seperti mereka tidak mempunyai motto dalam hidupnya. "Untuk apa hidup? Tidak ada gunanya lagi." Begitulah kira-kira isi otak mereka. Naudzubillah. Aku tidak ingin seperti mereka yang menyerah begitu saja, namun aku juga belum bisa seperti mereka yang berhasil mengusir kejenuhan dalam hidupnya. Seperti peribahasa "hidup segan, mati tak mau." Yah, untuk menjalani hidup memang sedikit merasa takut, takut menghadapi dunia yang ternyata tidak sebaik yang kukira. Mati pun tidak mau, belum cukup bekal yang akan kubawa ke akhirat nanti. Ini bukan sekedar tentang perasaan bosan, melainkan lebih dari itu. Seperti isi lagu dari Coldplay, "when you try your best but you don't succeed, when you get what you want but not what you need, when you feel so tired but you can't sleep, stuck in reverse. And the tears come streaming down your face, when you lose something you can't replace, when you love someone but it goes to waste, could it be worse?" Kira-kira hal semacam itu yang membuatku sampai pada titik jenuh. Ketika masalah datang silih berganti, dan kita merasa tidak bisa mengatasinya, di sinilah fase dimana seseorang akan merasa 'down'. Ingin rasanya meminta pertolongan orang lain, atau hanya sekedar ingin berbagi cerita, namun terkadang tak ada seorangpun yang mengerti. Di situlah orang akan merasa hidup sendirian. Dan temanku di saat seperti itu adalah lagu, lagu yang menggambarkan perasaanku saat itu. Dikutip dari ungkapan seseorang, "lagu-lagu itu hadir bukan untuk menguatkanmu, tidak pula untuk melemahkanmu. Tapi lagu itu hadir untuk membuatmu merasa dimengerti." Mendengarkan lagu yang liriknya sesuai dengan perasaan kita, apalagi jika sedang tidak enak hati, mungkin akan membuat kita menangis. Tapi tidak apa-apa, menangislah! Karena terkadang menangis adalah cara terbaik untuk meluapkan emosi. Setelah menangis, perasaan kita akan menjadi lebih baik. Terlalu berlebihan memang jika kita malas melanjutkan hidup hanya karena kita sedang merasa jenuh. Sekali lagi kata Coldplay, "just what you're worth", betapa berharganya dirimu. Yakinlah ada kebahagiaan menunggu di masa depan, tinggal kita menjemputnya. Jadi, sia-sia saja jika kita terus berkeluh kesah hanya karena merasa lelah. Seseorang yang baru kukenal pernah berkata, "gak pede gak hidup." Memang benar, kita hidup ini harus percaya diri dan berani. percaya diri bahwa kita bisa melewati ujian yang diberi Tuhan, dan berani menghadapi segala masalah yang ada, bukan menghindarinya. Kata-kata yang kutulis di atas memang mudah terucap, namun pada realitanya memang sulit dilakukan. Begitupun dengan diriku sendiri. But if we never try, we never know. So, just enjoy your life and face everything with smile.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Field Trip to Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Camping Ceria di Gunung puntang

KKN Di Masa Pandemi Covid-19